Bima," Pilarbima,Com,-Pertemuan yang dilaksanakan oleh Dinas Kesehatan Kabupaten Bima sebagai penanggung jawab aksi konvergensi ke-7 dari 8 tahapan aksi integrasi yang merupakan instrumen dalam bentuk kegiatan untuk meningkatkan integrasi intervensi dalam penurunan stunting.
Pertemuan yang dibuka oleh Wakil Bupati Bima dihadiri oleh Sekretaris Daerah Kab.Bima Drs. H. Taufik HAK, M.Si, Organisasi Perangkat Daerah (OPD) Lingkup Pemerintah Kab.Bima, Unsur Camat, TP PKK Kab.Bima, Gabungan Organisasi Wanita Kab. Bima (GOW), Dharma Wanita Persatuan Kab. Bima dan Kepala Puskesmas Kabupaten Bima.
Dalam arahannya, Wabup Bima, mengatakan Pelaksanaan Aksi 7 Pengukuran dan publikasi data stunting sebagai upaya Pemerintah Kab. Bima dalam memperoleh data prevalensi stunting terkini pada skala layanan puskesmas, kecamatan, dan desa.
“Hasil pengukuran serta publikasi data stunting digunakan untuk memperkuat komitmen pemerintah daerah dan masyarakat dalam gerakan bersama penurunan stunting. Penurunan angka stunting adalah salah satu program prioritas Pemerintah Kabupaten Bima, “ urai Dahlan.
Lanjutnya, tujuan Pengukuran dan Publikasi Data Stunting adalah untuk mengetahui status gizi anak sesuai umur di Kabupaten Bima, mengukur prevalensi stunting di tingkat desa, kecamatan dan kabupaten secara berkala yang dilaporkan secara berjenjang mulai dari posyandu ke Dinas Kesehatan.
Kegiatan pengukuran panjang badan atau tinggi badan bersamaan dengan bulan penimbangan balita terintegrasi dengan pemberian kapsul vitamin A yang dilakukan dua kali dalam setahun yaitu bulan Februari dan Agustus. Kegiatan ini dikoordinasikan oleh Dinas Kesehatan dengan OPD yang membidangi pemberdayaan masyarakat dan desa.
Selain data status gizi balita juga di input data riwayat tindakan terhadap balita yang bermasalah gizi, kemudian dianalisa faktor-faktor determinan penyebab masalah gizi untuk di intervensi sesuai penyebabnya. Selanjutmya data didiseminasi dan dipublikasikan secara berjenjang mulai tingkat desa, kecamatan dan kabupaten.
Paparan dari Plt. Kepala DP3AP2KB Kab. Bima, Nurdin, S.Sos mengenai evaluasi aksi konvergensi penurunan stunting membahas tentang pengelolaan stunting di Kabupaten Bima yang meliputi pengelolaan pernikahan, pengelolaan kehamilan, pengelolaan pengasuhan, pengelolaan sanitasi lingkungan, pengelolaan kelembagaan, pengelolaan advokasi dan pengelolaan inovasi.
“Salah satu upaya yang dilakukan untuk mencegah stunting dengan menunda terjadinya pernikahan usia dini. Kegiatan ini sudah dilaksanakan dengan melibatkan Kementerian Agama, kerjasama dengan forum kerukunan umat beragama dan perjanjian kerjasama dengan KUA kecamatan untuk memberikan nasehat perkawinan dengan memasukkan pencegahan stunting, ”jelas Nurdin.
Ditambahkan Nurdin, bahwa konvergensi stunting dilakukan dengan melibatkan pentahelix yaitu unsur masyarakat, unsur pemerintah, unsur swasta, unsur akademisi dan unsur media.
Materi berikutnya dari Kabid Kesehatan Masyarakat Dikes Kab. Bima, Sita Mashita, M.Si memaparkan mengenai hasil pengukuran dan publikasi data stunting. Hasil pengukuran status gizi di bulan pemantauan pertumbuhan dan perkembangan di Kabupaten Bima melalui aplikasi e PPGBM secara by name by addres.
Dijelaskannya, berdasarkan faktor determinan penyebab stunting dapat dianalisa beberapa faktor determinan yang ditemui serta tindakan atau intervensi yang akan dilakukan oleh puskesmas dan intervensi sensitif oleh OPD terkait. Adapun faktor determinan dari balita yang bermasalah gizi terbanyak adalah anggota keluarga yang merokok.
Lanjutnya, informasi hasil pengukuran status gizi balita telah didiseminasikan dan dipublikasikan pada saat pertemuan lintas sektor dan lintas program seperti pada saat rembuk stunting tingkat desa, sampai tingkat kabupaten, pertemuan pemutakhiran data surveilans gizi dan rapat koordinasi dengan tim pengarah tim teknis penurunan serta pada saat Monitoring Evaluasi terintegrasi tim penurunan stunting Kabupaten Bima.
Menutup paparannya, Sita Mashita berharap hasil pengukuran status gizi terutama prevalensi stunting balita diseminasikan pada setiap pertemuan baik pada saat SMD, mini lokakarya dan pertemuan lintas program maupun lintas sektor OPD terkait, serta dipublikasi juga melalui saluran informasi media elektronik, website maupun media sosial baik di tingkat kabupaten, kecamatan, puskesmas dan desa yang ada di Kabupaten Bima sehingga dapat dipakai menjadi dasar penyusunan secara lebih terinci kegiatan-kegiatan terkait stunting dan meningkatkan integrasi kegiatan stunting dengan OPD terkait penurun Humas
COMMENTS