Penulis : Mulyadi, S. Pd., M. Pd. |
Guru Penggerak Kabupaten Bima,"Guru SMP Negeri 2 Bolo
Pendidikan adalah aspek yang sangak penting untuk menentukan maju atau mundurnya suatu bangsa. Dengan kata lain,
kualitas baik atau buruk suatu bangsa bergantung pada sistem pendidikan yang diterapkan oleh bangsa itu sendiri.
kualitas baik atau buruk suatu bangsa bergantung pada sistem pendidikan yang diterapkan oleh bangsa itu sendiri.
Dalam Undang Undang Sisdiknas No.20/2003 pasal 1 ayat 1, bahwa pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan susana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif
.
mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual keagamaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan akhlak mulia, serta keterampilan yang diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa, dan negara.
Diakuai atau tidak, bahwa proses belajar dan pembelajaran di sekolah dewasa ini masih perlu dikembangkan. Apabila merujuk UU No. 20/ 2003 tersebut diatas, suasana belajar mengandung makna tentang keadaan yang terjadi selama proses,"pembelajaran,
sedangkan makna dari proses pembelajaran yaitu mengarah pada teknik, strategi dan taktik pembelajaran yang diterapkan pendidik selama pembelajaran berlangsung.
Selanjutnya pada pasal 12 ayat 1 poin b, UU Sisdiknas No. 20/ 2003 dijelaskan bahwa setiap peserta didik pada setiap satuan pendidikan berhak mendapatkan layanan pendidikan
sesuai dengan bakat, minat, dan kemampuannya. Sesuai dengan amanah undang undang tersebut, maka pembelajaran berdiferensiasi terintegrasi KSE menjadi salah satu strategi pembelajaran yang merangkul perbedaan kemampuan murid.
Menurut Tomlinson (2000), Pembelajaran
Berdiferensiasi adalah usaha untukmenyesuaikan proses pembelajaran di kelas untuk memenuhi kebutuhan belajarindividu setiap murid. Namun perlu diingat bahwa Pembelajaran berdiferensiasi bukan berarti guru harus menguasai seluruh strategi pembelajaran
yang sesuai dengan jumlah murid dalam satu kelas, dan juga bukan berarti membeda-bedakan keilmuan antara si A dan si B.
Pembelajaran berdiferensiasi adalah serangkaian keputusan masuk akal (commonsense) yang dibuat oleh guru yang berorientasi kepada kebutuhan murid.Keputusan-keputusan yang dibuat tersebut adalah yang terkait dengan:
Guru menciptakan lingkungan belajar yang “mengundang’
murid untuk belajar dan bekerja keras untuk mencapai tujuan belajar yang tinggi. Kemudian juga memastikan setiap murid di kelasnya tahu bahwa akan selalu ada dukungan untuk mereka di sepanjang prosesnya.
Kurikulum
.
yang memiliki tujuan pembelajaran yang didefinisikan secarajelas. Jadi bukan hanya guru yang perlu jelas dengan tujuan pembelajaran,namun juga muridnya.
Penilaian berkelanjutan. Bagaimana guru tersebut menggunakan informasi yang diperoleh dari proses penilaian formatif yang telah dilakukan, untuk dapat menentukan murid mana yang masih ketinggalan, atau sebaliknya, murid mana yang sudah lebih dulu mencapai tujuan belajar yang ditetapkan.
.
Bagaimana guru menanggapi atau merespon kebutuhan belajarmuridnya. Bagaimana guru akan menyesuaikan Rencana Pelaksanaan Pembelajaran untuk memenuhi kebutuhan belajar murid tersebut menggunakan sumber yang berbeda,
cara yang berbeda, dan penugasan serta penilaian yang berbeda. Manajemen kelas yang efektif. Bagaimana guru menciptakan prosedur,rutinitas, metode yang memungkinkan adanya fleksibilitas. Namun jugastruktur yang jelas,
sehingga walaupun mungustruktur yang jelas, sehingga walaupun mungkin melakukan kegiatan yangberbeda, kelas tetap dapat berjalan secara efektif.
Hal pertama yang dilakukan oleh guru dalam melakukuan pembelajaran berdiferensiasi yaitu melakukan identifikasi kebutuhan belajar atau pemetaan kebutuhan belajar murid. Kebutuhan belajar terdiri dari: 1) kesiapan belajar (readiness) murid; 2) minat murid, dan 3) Profil belajar murid.
Kesiapan belajar (readiness) adalah kapasitas untuk mempelajari materi baru.Sebuah tugas yang mempertimbangkan tingkat kesiapan murid akan membawamurid keluar dari zona nyaman mereka, namun dengan lingkungan belajar yangtepat dan dukungan yang memadai, para murid tetap dapat menguasai materi barutersebut. Tomlinson (2001)
menjelaskan bahwa merancang pembelajaran berdiferensiasi mirip dengan menggunakan tombol equalizer pada stereo atau pemutar CD. Untuk mendapatkan kombinasi suara terbaik biasanya Anda akan menggeser-geser tombol equalizer tersebut terlebih dahulu.
Minat adalah salah satu komponen penting bagi murid untuk dapat ‘terlibat aktif’
dalam proses pembelajaran. Suatu keadaan mental yang menghasilkan respons terarah kepada suatu situasi atau objek tertentu yang menyenangkan dan memberikan kepuasan kepada murid. Murid yang berbeda akan menunjukkan minat pada topik yang berbeda. Gagasan untuk membedakan melalui minat adalah untuk "menghubungkan" murid pada pelajaran untuk menjaga minat mereka. Dengan menjaga minat murid tetap tinggi, diharapkan dapat meningkatkan kinerja murid.
Profil belajar murid terkait dengan banyak faktor, seperti: bahasa, budaya,kesehatan, keadaan keluarga, dan kekhususan lainnya.
Selain itu juga berhubungan dengan gaya belajar seseorang. Hockett, 2018 mengutip pendapat Tomlinson) profil belajar murid ini merupakan pendekatan yang disukai murid untuk belajar, yang dipengaruhi oleh gaya berpikir, kecerdasan, budaya, latar belakang, jenis kelamin, dll.
Secara umum profil belajar berkaitan dengan: Lingkungan: suhu, tingkat aktivitas, tingkat kebisingan, jumlah cahaya: Pengaruh Budaya: santai-terstruktur, pendiam-ekspresif, personal-impersonal; Visual: belajar dengan melihat (diagram, power point,
catatan, peta, grafik organisator); Auditori: belajar dengan mendengar (kuliah, membaca dengan keras, mendengarkan musik); Kinestetik: belajar sambil melakukan (bergerak dan meregangkan tubuh, kegiatan hands on, dsb).
Diferensiasi pembelajaran tidak hanya dapat dilakukan dalam 3 bentuk (konten, proses, produk), tetapi juga bentuk lainnya,
misalnya diferensiasi lingkungan belajar. Diferensiasi konten, Diferensiasi konten merujuk pada strategi membedakan pengorganisasian dan format
penyampaian konten. Konten adalah materi pengetahuan, konsep, dan keterampilan yang perlu dipelajari murid berdasarkan kurikulum, berkaitan dengan apa yang diajarkan. Diferensiasi proses, bagaimana
murid memahami informasi materi yang dipelajari, proses seperti apa yang akan disampaikan? Apakah mandiri atau berkelompok?.
Merujuk pada strategi membedakan proses yang harus dijalani oleh murid yang dapat memungkinkan murid untuk berlatih dan memahami isi (content) materi.Sedangkan diferensiasi produk, merujuk pada strategi memodifikasi produk hasil belajar murid,
hasil latihan, penerapan, dan pengembangan apa yang telah dipelajari. Bentuk tagihan apa yang akan diminta kepada murid. Tagihan tersebut dapat berupa hasil karya, presentasi, pidato, diagram, dll.
Kesemuanya itu harus mencerminkan tujuan pembelajaran.
Seiring dengan perkembangan sosial budaya, pengintegrasian Kompetensi Sosial dan Emosional (KSE) dalam proses pembelajaran berdirensiasi menjadi sebual solusi alternatif dalam usaha
meningkatkan keaktifan murid dalam pembelajaran. Mindfulness terbuka untuk semua orang tanpa terkecuali. Fakta membuktikan bahwa kita hidup di lingkungan yang sangat sesak, dimana segala sesuatunya bergerak lebih cepat daripada kecepatan kita mencerna informasi.
Mindfulness menyediakan cara bagi setiap momen dan memberikan rasa kenyamanan, terlepas dari kenyataan bahwa kita hidup di lingkungan yang begitu padat. Suasana belajar
sebagaimana yang diamanatkan dalam Undang Undang Sistem Pendidikan Nasional menjadi yang wajib dicerna dan difahami dengan baik oleh setiap pendidik. Secara ilmiah, beberapa pokok masalah yang dihadapi oleh murid dewasa ini sehingga berpengaruh pada daya serap murid
terhadap hasil belajar yaitu suasana belajar yang kurang mendukung pembelajaran. Kesadaran penuh (mindfulness) memiliki korelasi yang tinggi terhadap kesadaran diri sebagai kompetensi pembelajaran sosial dan emosional. Rasa takut, jijik, marah, kaget, bahagia dan sedih merupakan emosi dasar manusia. Emosi-emosi ini muncul akibat reaksi fisik, aktivitas pikiran dan pengaruh budaya dan
berpengaruh pada psikis murid selama proses pembelajaran.
Mudah-mudahan bermanfaat, aamiin..
COMMENTS