Penulis : Mulyadi, S. Pd., M.Pd. |
CGP. Angkata I Kab. Bima - SMP Negeri 2 Bolo
Guru Penggerak sebagai pemimpin pembelajaran (Instructionl Leadership), berperan penting dalam menumbuh kembangkan murid secara holistik, aktif dan proaktif mengembangkan guru disekitarnya untuk mengimplementasikan pembelajaran yang berpusat pada murid (Students’ Centre) serta menjadi model dan agen informasi untuk mewujudkan medeka belajar.
Pendidik berkewajiban memahami konsep pendidikan dengan benar. Ki Hadjar Dewantara memandang bahwa anak itu dilahirkan dengan bakat masing-masing yang sudah di bawa sejak lahir, mengibaratkan anak itu seperti bibit tumbuhan, dimana ia akan bertumbuh dengan baik jika mendapatkan perawatan, air, pupuk dan tempat yang subur. Karena itu, pendidik menjadi penuntun untuk anak-anak, mengarahkan anak ke jalan yang benar. Bibit anak yang sudah baik akan menjadi lebih baik lagi dibawah tuntunan para pendidik sejati.
Dalam praktek pengajaran, pendidik harus “menghamba” kepada anak didiknya. Maksudnya maksudnya adalah bahwa pendidik harus menjadikan anak sebagai subjek pendidikan dan pembalajaran, apa yang dilakukan oleh seyogyanya murni untuk perkembangan anak seutuhnya.
Ki Hadjar Dewantara mengatakan bahwa kemerdekaan merupakan syarat dan juga tujuan pendidikan. Pendidikan bukanlah sebuah paksaan dan siswa perlu mendapatkan kemerdekaan untuk mempelajari obyek yang dianggapnya penting. Oleh karena itu sistem pendidikan harus menjadi sebuah sistem yang bermanfaat bagi pembangunan karakter bangsa Indonesia.
Salah satu keterampilan yang di butuhkan dalam proses belajar dan pembelajaran adalah keterampilan coaching. Coaching diperlukan karena murid adalah sosok merdeka. Sosok yang dapat menentukan arah dan tujuan pembelajarannya, serta meningkatkan potensinya sendiri. Mereka hanya memerlukan dorongan dan arahan dari pendidik sebagai pemimpin pembelajaran untuk meningkatkan potensinya masing-masing. Dengan keterampilan coaching, harapan murid lebih terarah dan dapat menyelesaikan masalahnya sendiri yang pada akhirnya dapat muwujudkan cita-citanya.
Tulisan ini mengandung keempat komponen dalam kerangka 4P (4F):
Peristiwa (Fact), Coaching pendidikan tidak hanya dilakukan untuk menemukan apa yang diinginkan, aka tetapi juga sebagai sumber dalam mengeksplorasi konsep, pemikiran dan strategi yang dimiliki oleh subyek dalam meningkatkan kompetensi.
pemikiran dan strategi yang dimiliki oleh subyek dalam meningkatkan kompetensi. Istilah coach dalam dunia olahraga (sport), mendefinikan someone in charge of training an athlete or a team”. Sedangkan dalam dalam kamus Bahasa Inggris mendefinisikan coach, a person who gives private instruction (as in singing, acting, etc.). Coaching dapat diartikan sebagai proses memperoleh informasi dan menerapkan informasin tersebut untuk meningkatkan kapasitas dan kapabilitas subyek. Coachee, merupakan subyek coaching, atau informan.
Perasaan (Feeling), Sebuah institusi atau organisasi bisa berjalan dengan baik dan kuat dalam menjalankan roda organisasi apabila bisa melaksanakan coching dengan baik. Program coaching memberi kesempatan kepada setiap subyek untuk sukses dalam mendaki karir yang lebih tinggi (Kinerja organisasi). Di samping itu juga membantu organisasi meningkatkan talenta-talenta terbaik dan mempertahankannya dalam jangka panjang.
Pembelajaran (Findings), Pertama, Coaching memfasilitasi murid dalam mengeksplor semua kebutuhannya, memberikan mereka motivasi, keinginan, skills, dan proses berpikir. Serta meningkatkan berkomitmen untuk bertindak dan mengembangkan perubahan jangka panjang. Jika program ini dilakukan secara rutin, dapat juga meningkatkan kompetensi dan mengembangkan skills baru yang lebih spesifik. Kedua, meningkatkan kepuasan kerja (pembelajaran), meningkatnya keterampilan setiap murid, pemikiran yang lebih strategis dan keterampilan analitis. Bahkan ada juga keuntungan yang diperoleh untuk mengembangkan profesionalisme dan nilai diri. Ketiga, mengasah kemampuan berkomunikasi kita. Antara kita dan murid mungkin tidak berkomunikasi dengan cara yang sama. Mau tidak mau pendidik harus menemukan cara berkomunikasi lebih efektif saat menjalani coaching.
Pembelajaran Kedepan (Future), peningkatan kapasitas coach untuk menggali dan menemukan informasi yang dibutuhkan memerlukan specifik skill. Bagaimana meramu pertanyaan-pertanyaan yang spesifik, berusaha masuk kedalam ’dunia coachee’, serta menemukan kata kunci selama coaching berlangsung.
Mudah-mudahan tulisan ini bermanfaat, aamiin...
COMMENTS